MITRANEWS.NET - Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) menghadiri Rapat Anggota Tahunan (RAT) Ke-34 Tahun Buku 2022 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Koperasi Kredit/Kopdit Swasti Sari di Hotel Kristal Kupang, Minggu 5 Maret 2023.
Dalam sambutannya, Gubernur VBL mengajak Kopdit Swasti Sari untuk melakukan konsolidasi terkait kebutuhan anggota. Koperasi tersebut juga diharapkan melakukan terobosan inovatif untuk kembangakan potensi sumber daya alam NTT seperti rumput laut, lobster, garam, kelor,pohon gewang dan berbagai potensi lainnya.
"Aset terbesar sebuah koperasi itu pada anggota. Kopdit Swasti Sari punya anggota lebih dari 160 ribu orang, tapi ini belum dikonsolidasikan secara optimal. Terutama terkait kebutuhan masing-masing anggota. Ini belum dilakukan. Kopdit Swasti bukan hanya lembaga simpan pinjam, tapi juga harus melatih, mengarahkan dan membina para anggota," ujar Gubernur NTT.
Baca Juga: Kapolres AKBP Muhammad Syafi'i Pimpin Sertijab Kabag Ops Polres Melawi
"Kalau kita tahu kebutuhan anggota, ini merupakan market atau pasar terbesar. Misalnya kebutuhan dasar per bulan dari anggota seperti beras, gula, minyak tanah dan lain sebagainya, bisakah dikonsolidasikan dengan harga lebih murah? Kita tak bisa kerja biasa lagi, tapi harus dengan cara luar biasa supaya maju," tambah Gubernur Viktor.
Menurut Mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR tersebut, Kopdit Swasti Sari sebagai Koperasi Primer Nasional harus mampu lakukan konsolidasi internal melalui digitalisasi koperasi.

"Kita sekarang ditolong dengan sistem digital untuk lakukan konsolidasi ini. Tidak mungkin sebuah organisasi khususnya koperasi akan bertumbuh terus kalau tidak menuju investasi pada sektor-sektor riil. Memang kopdit tidak boleh investasi atas nama lembaga, tapi anggotanyalah yang bergerak," jelas Gubernur NTT, VBL.
Pria asal Semau itu mengajak Kopdit Swasti Sari untuk mengembangkan sumber daya alam NTT yang potensial seperti rumput laut, lobster, garam, dan kelor. Banyak investor-investor besar tertarik untuk kembangkan produk-produk tersebut. Koperasi bisa berkolaborasi untuk menangkap peluang pasar ini. Koperasi terlibat di hulu sementara pengusaha besar di hilirnya.
"Rumput laut NTT merupakan jenis rumput laut yang sangat khas. Semua rumput laut di Indonesia tidak bisa diekspor kalau tidak dicampur rumput laut NTT karena kekenyalan dan teksturnya yang unik. Begitupun dengan budidaya lobster, koperasi bisa terlibat dalam penyediaan pakan lobster seperti kerang. Koperasi bisa mendidik anggotanya untuk budidaya kerang. Demikian juga dengan pengembangan garam yodium, kelor, daging, gewang dan potensi lainnya yang marketnya besar. Koperasi harus terlibat terutama di hulunya. Ini memang hal baru dan tidak biasa. Jangan sampai potensi yang besar ini dikelola oleh orang lain. Laku koperasi tunggu saja, sampai 100 tahun kemudian koperasi ini akan bubar karena profesi orang akan berubah terus," kata Gubernur Viktor.
Lebih kanjut, Gubernur VBL mengajak Swasti Sari untuk ke luar dari zona nyaman. Merubah cara pikir anggota. Koperasi harus mampu memberikan arahan, pengetahuan dan produk-produk terbaik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik lokal maupun nasional. Hidup dalam zona nyaman hanya akan membuat Swastisari perlahan-lahan ditinggalkan anggotanya.
Baca Juga: Jenderal Dudung: Akan Dibangun Kodam Khusus di IKN Berdesain Smart Defense
"Kopdit Swasti Sari bukan lembaga kecil. Karena itu cara berpikirnya tidak boleh kecil walaupun datang dari kelompok-kelompok kecil. Swastisari bukan lagi satu lidi, tapi sapu lidi yang bisa menyapu apapun. Cara menyapunya harus dengan intelektual yang lebih bagus serta konsolidasi lebih bagus. Kalau koperasi terlibat dalam pengelolaan sumber daya alam NTT ini maka koperasi akan tumbuh lebih cepat," jelas Gubernur VBL.
"Kalau kita hanya harapkan pada uang yang dikumpulkan anggota, lalu dipinjam lagi,ini sudah cara-cara kuno. Lihat credit union di Eropa sudah bertumbuh dan berkembang pesat karena terlibat dalam sektor riil. Harus mulai rubah cara berpikir dan kembangkan model kerja baru karena sumber daya alam kita sangat menjanjikan. Kekayaan NTT belum mampu dikonsolidasikan secara optimal karena itu perlu paritsipasi koperasi,"lanjut Gubernur Viktor.
Artikel Terkait
Wakil Gubernur NTT Hadiri Apel Kehormatan dan Renungan Suci
Antar Langsung Jenazah Sekda Ke Waingapu. Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat Mengaku Sangat Kehilangan
Gubernur NTT Ajak Generasi Muda Jadi Petani Milenial
Gubernur NTT Resmikan Oxygen Generator RSUD Prof. Dr. WZ Johannes Kupang
Serahkan DIPA, Gubernur NTT Minta Para Bupati/Walikota Arahkan Anggaran Untuk Modernisasi Pertanian
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat : Kekayaan Terbesar Ada Di Laut, Kelola Dengan Optimal !
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat : Tanam 1000 Pohon Kelor Menuai Kesejahteraan Bersama
Gubernur NTT Serahkan DPA SKPD T.A. 2023 Kepada Seluruh Pimpinan Perangkat Daerah
Gubernur NTT : Membangun Manusia Itu Bukan Cuma Pengetahuannya Saja, Tapi Yang Utama Adalah Intuisinya