MITRANEWS.NET - Simalungun - Kisah pilu di alami Dedi Anwar Damanik warga Huta III, Margomulyo, Kecamatan Gunung Malela kabupaten Smalungun. Dimana Dedi Anwar Damanik seorang Anggota brimob berpangkat Briptu harus dibebastugaskan dari satuannya karena menderita depresi berat usai bertugas dari Sampit, kalimantan Tengah.
Kini Dedi Anwar Damanik hanya bisa pasrah dengan kondiisnya yang cukup memprihatinkan. Tamtama angkatan Tahun 1999 ini tinggal bersama orang tuanya Amin Damanik.
Dibalik kondisinya yang sekarang mengalami depresi berat, ternyata ada kisah menarik dalam perjalanan karirnya selama aktif sebagai anggota brimob.
Baca Juga: Kabupaten Cirebon Raih Penghargaan UHC, 96,07 % Warganya Sudah Terdaftar JKN,
Bripka Arifin mengatakan, pada tahun 2000 tepatnya bulan agustus, ia bersama Briptu Dedi Anwar Damanik bertugas di Polres Simalungun kemudian diberangkatkan ke Poso, kabupaten Sulawesi tengah dalam operasi Sadar Maleo.
"Kita dikirim bersama tim sebanyak satu pleton untuk meredam suasana konflik di poso. Kemudian kami ditugaskan ke daerah malotong kecamatan ampana, tojo una-una selanjutnya bergeser ke kabupaten morowali salah satu kabupaten pemekaran baru di provinsi sulawesi tengah"kata Arifin yang merupakan satu angkatan Dedi Anwar Damanik. Pada saat pengamanan Pemilihan kepala desa di Kecamatan Gunung Malela, kabupaten Simalungun. Rabu 15 Maret 2023.
Lanjutnya, di kabupaten Morowali ia bersama Dedi Anwar berpisah. Dedi tetap bertugas di lapangan sedangkan Arifin mengawal Bupati selama 11 bulan hingga 2001. Usai BKO dari Morowali, Dedi Anwar Damanik kembali diberankatkan ke Kalimatan Tengah untuk menjaga kerusuhan di Sampit.
Baca Juga: Ini Dia, Nama-Nama Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang Dilantik Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan

"Sekitar dua bulan melaksanakan tugas bko di Sampit, briptu dedi anwar damanik kemudian kembali ke Asrama brimob Kedung Halang Bogor"sebut Arifin.
Kemudian, sambung Arifin sepulangnya dari Sampit, Dedi mengalami depresi berat. hal tersebut diketahui ketika Arifin bersama kawan-kawan yang menyapa Dedi, dibalas dengan senyuman dan tawa ringan, layakanya orang dalam gangguan mental. Namun sampai saat itu Briptu Dedi Anwar Damanik tetap bertugas di satuan brimob.
Perubahan sikap Dedi, menurut Arifin terjadi karena trauma melihat kasus pembantaian di Sampit kala itu. "Dimana suku dayak asli tak segan-segan memenggal kepala warga migran madura saat konflik.
Baca Juga: Begini, Alasan Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan Tidak Jadi Melantik Duo Beni, Selasa, 14 Maret 2023
Karena kondisi briptu dedi semakin tidak stabil, tahun 2013 lalu dia dipensiun dini kan dari satuan dan hanya diberi penghargaan pensiun selama 18 tahun. terhitung mulai tahun 2013"bebernya.
Artikel Terkait
Polres Metro Bekasi Berantas Habis Pelaku Curas dan Curamor, Satu Diantaranya Dihadiahi Timah Panas
Bupati Cirebon, Imron Rosyadi Resmikan BSI Ciber Desa Ciawigajah
Membantu Kesulitan Rakyat, Satgas Yonif 511/DY Bersihkan Jalan Menuju Rumah Warga
Muscab Ke X, H. Apuk Idris Kembali Jabat Ketua MPC PP Kabupaten Bekasi
DPRD Lampura Konsultasi BNPB Soal Anggaran Cepat Tanggap Darurat
Penguatan Kapasitas Pengawasan Pemutakhiran Data Pemilih, Bawaslu Lampura Rakor
Penyambutan Warga Baru Suvarna Sutera Makin Seru dengan Yel Yel Satpam TRS!
Proyek Tahun Anggaran 2022 Nilai Pagu Rp 2 milyar di Desa Dengkol Kabupaten Malang Amburadul
Minimnya Anggaran di Dinkes, Warga Lampung Utara, Tetap Diminta Bayar Iuran Fogging
Apresiasi Kinerja Personil, Kapolres Bintan Berikan Penghargaan Kepada Personil Berprestasi