MITRANEWS - Berdasarkan rilis PRDB Provinsi NTT Triwulan 1 2023 oleh BPS, perekonomian Provinsi NTT tumbuh sebesar 3,73 % (yay), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,45% (yoy).
Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTT, Donny Haetubun mengatakan, kinerja ekonomi Provinsi NTT yang meningkat ditopang oleh tumbuhnya permintaan domestik pasca pencabutan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan tetap terkendalinya laju penambahan kasus Covid-19 di Provinsi NTT.
Sejalan dengan ini, menurut dia, 16 Lapangan Usaha (LU) dari 17 LU mencatatkan pertumbuhan yang positif, secara spesial wilayah Bali Nusra. Dimana, perekonomian NTT memberikan sumbangan sebesar 22.29% dari total perekonomian Bali Nusra.
“Peningkatan pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Nasional yang tumbuh sebesar 5,03% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dengan pertumbuhan sebesar 5,01% (yoy),” kata Donny, Senin (15/5/2023).
Dari sisi LU, jelas dia, pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT bersumber dari kinerja LU Utama yakni LU Pertanian, LU Administrasi Pemerintahan, serta LU Perdagangan Pertumbuhan.
LU Pertanian didorong oleh peningkatan produksi tanaman pangan dan perkebunan di tengah semakin kondusifnya curah hujan serta masih bebasnya Provinsi NTT dari wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan semakin terkendalinya penyebaran wabah African Swine Fever (ASF).
Sedangkan, pertumbuhan LU perdagangan sejalan dengan peningkatan kredit konsumsi, meningkatnya penyaluran kredit ultra mikro (UM), dibandingkan triwulan sebelumnya di tengah pencabutan PPKM, Kinerja LU Administrasi pemerintahan meningkat seiring dengan peningkatan kinerja realisasi Transfer ke Daerah (TKD).
Dia mengatakan, peningkatan kinerja realisasi belanja pegawai APBN dan belanja bantuan sosial dibandingkan triwulan sebelumnya. Dari LU konstruksi, pertumbuhan positif didorong oleh realisasi fisik sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan yang melampaui target, persiapan venue ASEAN Summit di Labuan Bajo, perbaikan infrastruktur terdampak bencana, dan proyek konstruksi swasta di Provinsi NTT.
“Sementara itu membaiknya kinerja LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (Akmamin) sejalan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Provinsi NTT di tengah persiapan ASEAN Summit dan pencabutan PPKM,” jelasnya.
Dari sisi Pengeluaran, jelasnya, pertumbuhan terutama bersumber dari meningkatnya Konsumsi Rumah Tangga, PMTDB (Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto) dan Konsumsi Pemerintah.
Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga didorong oleh peningkatan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan realisasi belanja bantuan sosial di tengah penghapusan kebijakan Pemberlakuan PPKM.
“Meningkatnya PMTDB sejalan dengan perbaikan realisasi belanja modal APBN Provinsi NTT dan realisasi anggaran PSN Bendungan yang melampaui target, serta proyek konstruksi swasta yang terus berlanjut di tengah persiapan ASEAN Summitdi Labuan Bajo,” jelasnya.
Konsumsi Pemerintah yang meningkat didorong oleh peningkatan realisasi TKD dan penyaluran Dana Desa melalui program efisiensi penyaluran anggaran di tengah kebijakan Automatic Adjustmerit (AA) yang diberlakukan.
Sementara itu, lanjut dia, pertumbuhan positif kinerja Net Ekspor sejalan dengan peningkatan ekspor barang luar negeri yang meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya di tengah pembukaan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain (Belu), Wini (TTU), dan Matamasin (Malaka) di Provinsi NTT.
Artikel Terkait
OJK Apresiasi Bank NTT Salurkan Rp. 51 Miliar Kredit Merdeka untuk Warga
Presiden Buka KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Sejarah Terukir Di NTT
Gubernur VBL: KTT ASEAN menjadi Momentum Penting bagi Pariwisata NTT