Kualitas Kedelai di Lahan 200 hektare Kabupaten Bekasi Belum Maksimal, Bang Faizal: Petani Kena Dampak Impor

- Sabtu, 15 Oktober 2022 | 07:37 WIB
Kabupaten Bekasi Belum Maksimal, Bang Faizal: Petani Kena Dampak Impor
Kabupaten Bekasi Belum Maksimal, Bang Faizal: Petani Kena Dampak Impor

MITRANEWS.NET - Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Faizal Hafan Farid menilai pengrajin tahu dan tempe di Kabupaten Bekasi masih mengandalkan kedelai impor meski harganya melambung. Pemerintah daerah sepertinya masih kewalahan menyiasati persoalan tersebut dan belum maksimal mendorong petani untuk meningkatkan produksi kedelai lokal.

“Saya mengingatkan pemerintah harus kolaborasi, membuat kontrak beli sesuai kebutuhan industri tempe di sini. Dengan adanya itu, mudah-mudahan petani kedelai lebih serius nanamnya, nanti standar kualitas kami yang tentukan,” ungkap politisi PKS Kabupaten Bekasi itu kepada Mitranews.net, Kamis (6/10/2022).

Dia mengatakan, di Kabupaten Bekasi ada petani yang menanam kedelai di atas lahan seluas 200 hektare. Namun hasil panen kedelai lokal tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan pengrajin tahu tempe.

Baca Juga: Politisi PKS Faizal Hafan Farid: Konversi Elpiji 3 Kg akan Menambah Beban Hidup Masyarakat

“Sekarang ada petani yang tanam kedelai di lahan seluas 200 hektare. Tapi belum menjadi produk unggulan, mereka baru untuk konsumsi ringan atau pakan ternak saja. Belum untuk kebutuhan industri,” katanya.

Hasil panen kedelai lokal yang masih terbatas disebabkan beberapa hal. Di antaranya, kualitas kedelai yang dihasilkan tidak terlalu bagus sehingga petani enggan untuk menanamnya.

“Tahu dan tempe ini butuh kontinuitas, sementara petani lokal panennya fluktuatif dan tidak bisa diprediksi berapa tonnya. Kedua, kualitasnya masih jauh di bawah kedelai impor dari Amerika. Ini yang membuat mereka cenderung pakai kedelai impor,” ucap Faizal.

Baca Juga: Faizal Hafan Farid Usulkan Peningkatan Anggaran Sektor Hulu Pangan di RAPBD Perubahan 2022

Harga kedelai impor dari Amerika saat ini harganya Rp13 ribu per kilogram. Kenaikan harga ini disebabkan karena pengaruh inflasi serta penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM).

“Kedelai impor sejak Mei memang sudah naik merangkak, tapi puncaknya di bulan ini karena penghapusan subsidi BBM, mengakibatkan biaya produksinya juga naik, para pengrajin tahu tempe terkena dampak,” katanya. (***)

Editor: Nurhasanah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X